Beranda | Artikel
Pahala Kebaikan Ditulis 10 sampai 700 Kali Lipat
Jumat, 6 September 2019

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam

Pahala Kebaikan Ditulis 10 sampai 700 Kali Lipat adalah bagian dari kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab الجمع بين صحيحين (Al-Jam’u Baina As-Sahihain) yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. pada 15 Sya’ban 1440 H / 21 April 2019 M.

Download Kitab Al-Jam’u Baina As-Sahihain – Format PDF di sini

Download mp3 kajian sebelumnya: Seorang Mukmin Takut Amalnya Batal Dalam Keadaan Ia Tidak Menyadarinya

Kajian Hadits Tentang Pahala Kebaikan Ditulis 10 sampai 700 Kali Lipat

Hadits ke-52:

عَن أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قال: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : إِذَا أَحْسَنَ أَحَدُكُمْ إِسْلامَهُ فَكُلُّ حَسَنَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ لَهُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ، وَكُلُّ سَيِّئَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ لَهُ بِمِثْلِهَا

وفي رواية: وَإِنْ تَرَ كَهَا مِنْ أَجْلِي فَاكْتُبُوهَا لَهُ حَسَنَةً

وفي حديث أَبِي سَعِيْدٍ مُعَلَّقا: والسَّيئَةُ بِمِثْلِهَا، إلَّا أن يتَجَاوَزَ اللهُ عَنْها

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anha -semoga Allah meridhainya- ia berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: Apabila salah seorang dari kalian memperbagus keislamannya, maka setiap kebaikan yang ia amalkan ditulis untuknya sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. Dan setiap keburukan yang ia amalkan ditulis sama dengannya.

Dan dalam satu riwayat: Jika ia meninggalkan keburukan tersebut karena takut kepadaKu, maka tuliskan untuk dia satu kebaikan.

Dan dalam hadits Abu Sa’id secara mu’allaq: Dan perbuatan buruk itu diberikan balasan yang sama kecuali apabila Allah memaafkan.

Hadits ini mirip dengan hadits sebelumnya, yaitu di hadits 51 yang telah kita jelaskan. Dimana dalam hadits ke-51 Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjelaskan tentang bagaimana Allah memberikan pahala amal kebaikan dan amal keburukan. Untuk amal kebaikan, orang yang mengamalkan kebaikan maka ditulis 10 sampai 700 kali lipat, bahkan bisa lebih dari itu.

Adapun kalau dia sudah berniat berbuat baik kemudian tidak jadi mengamalkannya, maka ini ada dua keadaan. Keadaan yang pertama dia meninggalkan karena ada udzur, keadaan yang kedua yaitu dia meninggalkannya karena tidak ada udzur syar’i. Misalnya kalau ada orang yang berniat ingin puasa senin atau kamis kemudian ia tinggalkan. Ada orang yang meninggalkannya karena ada udzur syar’i berupa sakit dan yang lainnya. Makanya ada udzur syar’i ini ada dua keadaan. Keadaan yang pertama yaitu orang yang memiliki kebiasaan. Berarti orang yang memiliki kebiasaan puasa senin kamis, dia sudah terbiasa puasa senin kamis itu. Qadarullah ketika dia berniat ingin puasa senin tapi ternyata pagi harinya dia sakit sehingga ia tidak bisa mengamalkannya. Maka ini sebagaimana sudah kita sebutkan bahwa orang ini diberikan oleh Allah pahala sempurna seperti dia melakukannya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits:

إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا

“Apabila seorang hamba sakit atau safar maka ditulis untuknya pahala itu seperti ketika ia mukim dan ketika sehat.” (HR. Bukhari)

Lihat, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan bahwa kalau hamba ini sakit atau safar, maka Allah tuliskan dari shalatnya -shalat lima waktu, karena ia punya kebiasaan- sama seperti tidak safar dan tidak sakit. Artinya pahalanya sama.

Hal ini menunjukkan keutamaan mendawamkan amalan shalih. Dimana amalah shalih kalau kita dawamkan terus, kemudian kita qadarullah kita tinggalkan karena adanya udzur, maka pahalanya terus mengalir. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ بِالْمَدِينَةِ لَرِجَالاً مَا سِرْتُمْ مَسِيرًا وَلاَ قَطَعْتُمْ وَادِيًا إِلاَّ كَانُوا مَعَكُمْ حَبَسَهُمُ الْمَرَضُ

“Sesungguhnya beberapa orang di Madinah tidaklah kalian menempuh suatu perjalanan dan tidak pula kalian melewati satu lembah kecuali mereka bersekutu dengan kalian dalam pahala, mereka ditahan oleh penyakit.” (HR. Muslim)

Nabi mengatakan bahwa mereka terhalang karena ada udzur. Karena ada udzur, maka setiap perjalanan mereka yang pergi berperang itu tidak melewati lembah, tidak pula perbukitan kecuali mereka bersekutu dalam pahala. Ini luar biasa sekali, saudaraku.

Hal ini menunjukkan bahwa niat seseorang itu lebih baik dari pada amal. Karena terkadang seseorang sebatas dengan niat saja tanpa amal sudah mendapat pahala. Seseorang yang berniat ingin berbuat amal shalih kemudian tidak jadi, niat itu aja sudah ditulis oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai pahala. Maka kata para ulama, bahwa niat seseorang lebih baik daripada amalnya.

Hadits ini juga menunjukkan bahwa orang yang meninggalkan keburukan, bila ia tinggalkan keburukan itu karena Allah maka ditulis satu kebaikan yang sempurna. Tapi kalau dia tinggalkan keburukan itu bukan karena Allah, misal ada orang ingin berzina tapi masalahnya tidak ada fasilitasnya. Berarti dia tidak jadi melakukannya bukan karena Allah tapi karena tidak ada fasilitas. Maka yang seperti ini tetap mendapat dosa dari usahanya tersebut untuk mencari.

Simak pada menit ke-8:49

Download MP3 Kajian Hadits Tentang Pahala Kebaikan Ditulis 10 sampai 700 Kali Lipat


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/47629-pahala-kebaikan-ditulis-10-sampai-700-kali-lipat/